Perayaan upacara Sedekah Laut merupakan tradisi masyarakat Kota Tegal terutama para nelayan yang tinggal di pesisir pantai utara. Perayaan upacara Sedekah Laut yaitu sebagai ungkapan rasa syukur, berkah dan rezeki dari hasil laut yang selama ini menjadi sumber pengasilan mereka. Pada sedekah laut sedikitnya ada enam kepala kerbau,sesaji, enam replika dan rumah adat yang diangkut secara beramai-ramai menggunakan kapal ketengah laut untuk di larung atau ditenggelamkan. Perayaan larung sesaji merupakan puncak dari tradisi sedekah laut yang diadakan secara rutin setaun sekali setiap bulan muharram dan selalu di meriahkan dengan berbagai kesenian lokal seperti tarian baro-baro,rolasan, jaipong dan pagelaran wayang golek.
Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia yang diberikan Tuhan yang maha esa, tradisi sedekah laut juga sebagai ajang silaturahmi serta untuk mempererat kerukunan para nelayang karena keseharian mereka mencari ikan dilaut sehingga mereka jarang bertemu dan kumpul secara bersama-sama. Perayaan larung sedekah laut biasanya berlangsung hingga dua hari karena untuk mengibur masyarakat umum. Sehari sebelum upacara larung sedekah laut, para nelayan membawa ancak untuk mengawali perayaan sedekah laut dengan mengarak ancak yang berisi kepala kerbau dan replika kapal sepanjang dari pelabuhan sampai ke balai kota. Arak-arakan para nelayan di mulai dari Pelabuhan Kota Tegal sampai menuju Balai Kota Tegal di jalan Ki Gede Sebayu untuk menyerahkan sedekah laut kepada Wali Kota Tegal.
Pawai ancak tersebut merupakan rangkaian tradisi sedekah laut sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas rezeki yang diberikan dari hasil laut. Perayaan upacara sedekah laut dipimpin oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, yaitu bapak Mahmud Effendi.
Sumber : Radar Tegal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar