Rabu, 19 Juni 2013

GAYA KEPEMIMPINAN



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Kerangka Teori
2.1.1    Pengertian kepemimpinan dan Gaya kepemimpinan
I.     Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Sarlito Wirawan S. (2002: 206) dapat didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan, yang dimaksudkan dalam hubungan ini yaitu, pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan berperilaku secera bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan yang penting sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasinya dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, untuk menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi tidaklah mudah, karena menjadi seorang pemimpin harus memiliki kecekatan dan kebijakan dalam mengambil keputusan, beribawa, tidak otoriter, dapat memberikan contoh yang baik terhadap pegawainya, dan yang terpenting adalah mampu memberikan motivasi kepada para pegawainya disaat lemah. Sehingga, apabila menjadi seorang pemimpin tidak dianggap rendah oleh para pegawainya, dan justru dihormati oleh para pegawainya.

II.  Gaya Kepemimpinan              
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengawainya, perbedaan perilaku para pemimpin dalam memimpin suatu organisasi disebut dengan gaya kepemimpinan. Jadi, Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.
 House dan Mitchel (dalam http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/ gaya-kepemimpinan_6811.html) mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan, yaitu faktor pribadi bawahan dan faktor lingkungan kerja, kedua orang tersebut membedakan adanya empat gaya kepemimpinan, yaitu:
a.    Pemimpin Pengarah (Leader Directiveness)
Pemimpin pengarah yaitu, seorang pemimpin yang mampu mengarahkan pegawainya kepada hal-hal yang menjadi tujuan utama dalam suatu organisasi dan mengarahkan pegawainya kepada hal yang benar bila melakukan kesalahan.
b.   Pemimpin Pendukung (Leader Supportiveness)
Pemimpin pendukung yaitu, seorang pemimpin yang tidak berpegang teguh terhadap pendapat diri sendiri, tetapi mengahargai dan mendukung usul serta saran dari pegawainya demi kemajuan organisasinya.
c.    Pemimpin Peranserta (Participative Leadership).
Pemimpin peranserta yaitu, seorang pemimpin yang tidak hanya bicara saja, tetapi seorang pemimpin mau bekerjasama dan saling membantu terhadap pegawainya.
d.   Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement-Oriented Leadership)
Kepemimpinan berorientasi prestasi, maksudnya yaitu seorang pemimpin dalam memimpin organisasi mempunyai tujuan yang jelas dan menjadikan organisasinya nomor satu diantara yang lain.
                                      
B.  Pengaruh Positif Motivasi Kerja terhadap Kinerja karyawan
Motivasi KBBI (2008: 973), merupakan perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan, karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk mempengaruhi orang lain adalah hal yang penting.
Motivasi menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 115-116) dapat timbul melalui dua bagian yaitu, motivasi intrinsik dan  ekstrinsik.
1.    Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Jadi dalam motivasi intrinsik, motivasi yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan bukan sebab lain.
2.    Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik  adalah kebalikan dari motivasi intrisik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena karena adanya perangsang dari luar. Jadi dalam motivasi ekstrinsik motivasi yang timbul karena faktor dari luar diri dan sebab lain.

Dalam proses memberi motivasi seorang pemimpin membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diinginkan bersama. Semua yang dilakukan pemimpin harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada pegawainya untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu.
Akan tetapi penting bagi seorang pemimpin untuk tidak menjabarkan beberapa tindakan yang tidak memotivasi pegawainya. Tindakan yang tidak memotivasi pegawainya menurut John C. Maxwell (2010: 65), seperti meremehkan pegawainya, mengkritik karyawan di depan karyawan lain, memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan karyawan, memerhatikan diri sendiri, menganak emaskan seorang karyawan, tidak mendorong karyawan untuk berkembang, tidak memedulikan hal-hal kecil, merendahkan karyawan yang kurang terampil, ragu-ragu dalam mengambil keputusan, atasan yang ragu-ragu mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi.



Oleh sebab itu, sebagai calon pemimpin yang baik harus dapat menghindari hal-hal yang membuat pegawai atau bawahannya menjadi bosan dalam bekerja. Akan tetapi, memotivasi pegawainya agar tetap semangat dalam bekerja. Untuk memotivasi pegawainya dapat dilakukan dengan melibatkan pegawainya dalam proses pengambilan keputusan. Saran, rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif serta sangat memotivasi organisasi dalam mencapai tujuan.

C.  Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap produktivitas karyawan
Kepemimpinan adalah usaha suatu program pada saat terjadinya interaksi melalui komunikasi dengan gaya tertentu yang memotivasi seseorang atau kelompok dengaan pengaruh yang tidak memaksa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, serta sesuai dengan moral maupun etika. Kepemimpinan itu ditentukan dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri, jika gaya kepemimpinan yang diberikan baik dan dapat memberikan arahan kepada bawahan dengan baik maka kinerja pegawai akan meningkat sesuai dengan gaya kepemimpinan yang diberikan.

D.  Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja karyawan
Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya, untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga dapat meningkatkan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.



E.  Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap produktivitas karyawan  
Gaya kepemimpinan ditentukan oleh pemimpin itu sendiri, sehingga jika gaya kepemimpinan yang diterapkan baik dan dapat memberikan arahan yang baik kepada bawahan, maka akan timbul kepercayaan dan menciptakan motivasi kerja dalam diri pegawai, sehingga semangat kerja pegawai meningkat, karena semangat kerja pegawai meningkat maka akan  mempengaruhi kinerja pegawai kearah yang lebih baik.





Jadi, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dalam organisasi sangat menentukan kemajuan organisasi yang di pimpinnya. Oleh karena itu, jadilah seorang pemimpin yang mampu mengorganisasi pegawainya dan mampu menguatkan pegawainya dengan motivasi ketika pegawai sedang memilik semangat kerja yang rendah, sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi akan tercapai.

2.1.2    Pengertian tentang Produktivitas kerja
Berikut ini beberapa pengertian atau definisi produktifitas kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja, dan juga pengukuran produktifitas kerja.Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu. Sedangkan kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah mata pencahrian (Poerwadarminta, 1984 : 70). Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3).

Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar