Deduksi berasal dari bahasa
Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan
yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara
berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Metode berpikir
deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
1. Generilasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju
kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis yang belum diselidiki,
dengan begitu dapat disimpulkan dari fenomena yang diselidiki berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki. Oleh karena itu, generalisasi termasuk
dalam bentuk penalaran induktif (tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti,
tetapi kebenaran kemungkinan besar).
Contoh:
- Jika kita mengakui bahwa setiap orang Jepang
rajin dan Hanoko adalah orang Jepang
-
Maka kesimpulan yang dihasilkan : “Hanoko adalah rajin” adalah benar
pasti.
Dengan
prosedur yang valid akan dihasilkan kesimpulan yang pasti.
Macam-Macam Generalisasi
Berdasarkan kuantitas fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan generalisasi dibedakan menjadi 2 macam :
1. Generalisasi Sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Misalnya setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun masehi
kemudian disimpulkan bahwa semua bulan masehi mempunya hari tidak lebih dari
31.
Generalisasi
semacam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang, tetapi
tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
2. Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah
generalisasi berdasarkan sebuah fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya, setelah kita
menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka
bergotong royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang suka bergotong royong, maka penyimpulan ini dalah generalisasi tidak
sempurna.
Pengertian Hipotesa menurut
Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak
dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu
akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Dari kedua pernyataan tersebut di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu
diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah. Hipotesis
ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari
pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap
pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan
fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau
tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak. Maka
dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaanr induktif diperlukan
dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.
2.
Hipotesa & Teori
Pengertian Hipotesa menurut
Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak
dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu
akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.Secara istilah hipotesis adalah
suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya,
tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris.
Contoh Kalimat :
Ho = Tidak ada pengaruh larutan
gula terhadap pertumbuhan kecambah.
H1 = Ada pengaruh larutan gula terhadap pertumbuhan kecambah.
H1 = Ada pengaruh larutan gula terhadap pertumbuhan kecambah.
3. Analogi
Merupakan penalaran induktif dengan
membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal
tersebut, kita dapat menarik suatu kesimpulan.
Contoh Kalimat :
Demikian
pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong
dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan
kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
4. Hubungan
& Kausalitas
Merupakan paragraf yang dimulai
dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan
yang menjadi akibat.
Contoh Kalimat :
Musim hujan
tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di kota sebagai penyerap air
banyak yang ditebang. Di samping itu, serapan di kota ini tidak lancar. Oleh
karena itu, tidak mengherankan di kota ini sering terjadi banjir.
http://zafnatpaneyah.blogspot.com/2012/04/pengertian-generalisasi-analogi_17.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar