Senin, 08 April 2013

berfikir deduktif


Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
1.      Generilasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis yang belum diselidiki, dengan begitu dapat disimpulkan dari fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Oleh karena itu, generalisasi termasuk dalam bentuk penalaran induktif (tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti, tetapi kebenaran kemungkinan besar).
Contoh:
-  Jika kita mengakui bahwa setiap orang Jepang rajin dan Hanoko adalah orang  Jepang
-   Maka kesimpulan yang dihasilkan : “Hanoko adalah rajin” adalah benar pasti.
    Dengan prosedur yang valid akan dihasilkan kesimpulan yang pasti.

Macam-Macam Generalisasi
Berdasarkan kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan generalisasi dibedakan menjadi 2 macam :

1.       Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Misalnya setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun masehi kemudian disimpulkan bahwa semua bulan masehi mempunya hari tidak lebih dari 31.
Generalisasi semacam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang, tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.

2.      Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebuah fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya, setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong royong, maka penyimpulan ini dalah generalisasi tidak sempurna.
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah. Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaanr induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.
2.      Hipotesa & Teori
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.Secara istilah hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris.
Contoh Kalimat :
Ho = Tidak ada pengaruh larutan gula terhadap pertumbuhan kecambah.
H1 = Ada pengaruh larutan gula terhadap pertumbuhan kecambah.
3. Analogi
            Merupakan penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, kita dapat menarik suatu kesimpulan.
Contoh Kalimat :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
4. Hubungan & Kausalitas
            Merupakan paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh Kalimat :
Musim hujan tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di kota sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, serapan di kota ini tidak lancar. Oleh karena itu, tidak mengherankan di kota ini sering terjadi banjir.
http://zafnatpaneyah.blogspot.com/2012/04/pengertian-generalisasi-analogi_17.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar