Menurut Philip Kotler (1994) dalam Fandy Tjiptono et al
(2008) mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan
yaitu:
1.
Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berpusat pada pelanggan (Customer-Centered)
memberikan kesempatan yang luas bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran
dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, menyediakan kartu
komentar dan lain sebagainya. Informasi ini dapat memberikan ide-ide dan
masukan kepada perusahaan dan memungkinkan untuk bereaksi dengan tanggap dan
cepat untuk mengatasi masalah.
2.
Survei Kepuasan Pelanggan
Metode ini dapat dilakukan melalui pos, telepon maupun
wawancara pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda
(signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
Pengukuran pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya:
a. Directly Reportered
Satisfaction
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan
seperti: “Ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan PT A pada skala
berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas”.
b. Derived Dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni
besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang
mereka rasakan.
c. Problem Analysis
Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk
mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi
berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan
perbaikan.
d. Importance-Performance Analysis
Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari
penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut dan juga merangking
seberapa baik kinerja perusahaan dalam tiap atribut itu.
3.
Ghost Shooping
Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk
perusahaan pesaing, lalu menyampaikan temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan pesaing. Selain itu ghost shopper juga dapat mengamati
cara penanganan keluhan.
4.
Lost Customer Analysis
Perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti
membeli dan beralih pemasok. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini bermanfaat bagi
perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan
kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Sumber : http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-pengukuran-kepuasan.html