JAKARTA -
Konflik di persepakbolaan Indonesia, sepertinya akan berjalan semakin sengit.
Keinginan PSSI untuk mengkaji ulang isi MoU dengan Komite Penyelamat Sepak bola
Indonesia (KPSI), mendapat perlawanan dari organisasi pimpinan La Nyalla M
Mattalitti tersebut. Keinginan PSSI untuk mengkaji ulang semua kesepakatan,
seolah ditanggapi dengan santai oleh KPSI. KPSI menilai apa yang sudah
dilakukannya saat ini, telah sesuai dengan ketentuan yang ada. Jika PSSI ingin
melaporkan semua tindakan yang dilakukan KPSI kepada AFC dan FIFA, KPSI
mempersilahkan hal tersebut. "Kami mempersilahkan apabila PSSI ingin
melaporkan dan menggugatnya. Menurut kami, apa yang dilakukan KPSI selama ini
sudah sesuai aturan dan memiliki dasar yang kuat," ungkap acting
Sekertaris Jendral (Sekjen) KPSI, Tigor Shalomboboy.“Kami punya dasar kuat,
mulai mosi tidak percaya terhadap Djohar Arifin Husin yang dihadiri 452 anggota
PSSI sampai KLB (Kongres Luar Biasa) di Ancol. Jadi, kami merasa benar dengan
apa yang kami lakukan selama ini. Apabila mereka ingin menggugat gara-gara kop
surat ya silakan saja, kami tidak takut,” tambahnya.Senin (8/10), PSSI telah
melayangkan pernyataan resmi tentang keinginannya untuk mengkaji ulang semua
kesepakatan dengan KPSI.
Beberapa poin penting untuk
menyelesaikan konflik, memang sempat dikeluarkan dalam pertemuan tim Joint
Committee (JC) di Kuala Lumpur, Malaysia, (20/9).
Adapun poin-poin yang disepakati menyangkut adalah masalah penyatuan liga, pembentukan tim nasional (timnas) Indonesia, pengembalian empat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, revisi statuta, dan penyelenggaraan kongres. Akan tetapi menurut PSSI, KPSI telah melanggar beberapa kesepakatan yang ada."Sejak penandatanganan MoU antara PSSI, KPSI, dan PT Liga Indonesia (PT Liga), ada beberapa poin-poin yang dilanggar oleh KPSI. Jadi mengherankan jika KPSI bukannya membantu, tapi malah terus menggangu dan mengacaukan isi MoU," ungkap ketua umum (ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin."Kami melihat ada yang tidak sehat untuk sepakbola Indonesia. Sepertinya mereka berharap FIFA menghukum Indonesia. Kami sangat kecewa, kami akan laporkan ke Task Force, AFC, dan FIFA. Kami sungguh sangat kecewa dan menyesalkan hal ini," sambungnya.
PSSI pun membeberkan beberapa poin yang telah dilanggar KPSI. Adapun beberapa pelanggaran tersebut diantara adalah laga antara timnas KPSI dengan tim gabungan Arema FC – Pelita Jaya FC, dan satu tim lainnya Persegres Gresik di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (6/10).Dalam hal ini PSSI menilai KPSI tidak berhak memakai logo PSSI di A-board dipinggir lapangan, penggunaan lambang Garuda di jersey pemain, menggunakan logo PSSI dalam hal surat menyurat, dan rencana KPSI untuk menggelar kongres pada 10 November mendatang. PSSI pun berjanji akan melaporkan semua pelanggaran tersebut kepada AFC dan FIFA.“Mereka tidak menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki persepakbolaan Indonesia. PSSI pun akan langsung berkordinasi dan malaporkan semua pelanggaran-pelanggara tersebut ke Task Force, AFC dan juga FIFA,” tutup Djohar. (http://www.okezone.com).
Adapun poin-poin yang disepakati menyangkut adalah masalah penyatuan liga, pembentukan tim nasional (timnas) Indonesia, pengembalian empat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, revisi statuta, dan penyelenggaraan kongres. Akan tetapi menurut PSSI, KPSI telah melanggar beberapa kesepakatan yang ada."Sejak penandatanganan MoU antara PSSI, KPSI, dan PT Liga Indonesia (PT Liga), ada beberapa poin-poin yang dilanggar oleh KPSI. Jadi mengherankan jika KPSI bukannya membantu, tapi malah terus menggangu dan mengacaukan isi MoU," ungkap ketua umum (ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin."Kami melihat ada yang tidak sehat untuk sepakbola Indonesia. Sepertinya mereka berharap FIFA menghukum Indonesia. Kami sangat kecewa, kami akan laporkan ke Task Force, AFC, dan FIFA. Kami sungguh sangat kecewa dan menyesalkan hal ini," sambungnya.
PSSI pun membeberkan beberapa poin yang telah dilanggar KPSI. Adapun beberapa pelanggaran tersebut diantara adalah laga antara timnas KPSI dengan tim gabungan Arema FC – Pelita Jaya FC, dan satu tim lainnya Persegres Gresik di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (6/10).Dalam hal ini PSSI menilai KPSI tidak berhak memakai logo PSSI di A-board dipinggir lapangan, penggunaan lambang Garuda di jersey pemain, menggunakan logo PSSI dalam hal surat menyurat, dan rencana KPSI untuk menggelar kongres pada 10 November mendatang. PSSI pun berjanji akan melaporkan semua pelanggaran tersebut kepada AFC dan FIFA.“Mereka tidak menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki persepakbolaan Indonesia. PSSI pun akan langsung berkordinasi dan malaporkan semua pelanggaran-pelanggara tersebut ke Task Force, AFC dan juga FIFA,” tutup Djohar. (http://www.okezone.com).
Analisis : seharusnya PSSI mencari cara terbaik untuk menyelesaikan konflik. Lakukanlah
diskusi terbuka untuk memperluas wawasan dan informasi serta alternatif solusi
untuk menumbuhkan rasa saling percaya dan hubungan yang sehat di antara semua
yang terlibat konflik. Mendengarkan semua pendapat atau sudut pandang dari
aktor yang terlibat. Sederhananya, lakukan dengan pendapat dan saran atau
sharing dengan melibatkan semua pihak yang terlibat konflik untuk mengungkapkan
pendapatnya. Hindari menilai pendapat benar atau salah karena hal ini hanya
memperuncing masalah dan menjauhkan dari solusi. Fokuskan pembicaraan pada
fakta dan perilaku, bukan pada perasaan atau unsur-unsur personal/pribadi.
Sumber : http://cibengnews.blogspot.com/2012/11/contoh-kasus-dalam-organisasi.html