Rabu, 19 Juni 2013

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT PUISI



Menulis puisi adalah salah satu cara untuk mengekspresikan dan melepaskan kepenatan jiwa seni kita, selain untuk belajar berbahasa dengan lebih baik dan terarah. Puisi itu tidak harus indah menurut orang lain tapi hanya perlu bermakna menurut diri sendiri.
Kompetensi menulis puisi dimaksudkan agar seseorang dapat menggunakan bahasa dengan tujuan untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi serta untuk berintegrasi dengan orang lain. Selain itu juga menulis puisi dapat melatih kepekaan terhadap realitas kehidupan sekitar. Kegiatan menulis puisi adalah kegiatan yang bersifat produktif dan kemampuan menulis puisi dapat dicapai dengan bimbingan yang sistematis serta latihan yang intensif. Berikut adalah penjabaran cara menulis puisi menurut para ahli.
Membuat puisi sepertinya mudah saja, namun pada nyatanya banyak yang harus di perhatikan agar puisi itu sendiri menarik saat di baca dan mudah dipahami pembaca. Berikut adalah langkah-langkah membuat puisi

1.        Tentukan Tema dan Judul.
Pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi agar puisi kita lebih menarik. Tema puisi banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik. Setelah menentukan tema langkah selanjutnya menentukan judul yang berpacu pada tema.

2.       Menentukan Kata Kunci
Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut.
Jika anda telah menemukan tema misalnya tentang bencana banjir maka selamnjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan bencana banjir tersebut misalnya:
Menghanyutkan,hancur, menerjang, musibah, keluarga hilang, dan sebagainya.
Kata kunci tersebut adalah kata-kata yang erat kaitannya dengan bencana banjir.

Apabila kata kunci tersebut sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi maka anda tinggal mengembangkan dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait. 

3.       Menggunakan Gaya Bahasa.
        Langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa, salah satunya adalah majas misalnya majas perbandingan dan majas pertentangan. 

4.       Kembangkan Puisi Seindah Mungkin.
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah diatas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna.
Ingat puisi bukanlah artikel. Tulisan yang kita buat untuk puisi harus ringkas padat sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
Mungkin kita harus mengingat tiga hal tersebut yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi yaitu:
1.      Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu.
2.      Makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir.
3.      Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan.

Sumber :  http://mengarangpuisi.blogspot.com/2012/11/langkah-langkah-membuat-puisi-baru.html

GAYA KEPEMIMPINAN



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Kerangka Teori
2.1.1    Pengertian kepemimpinan dan Gaya kepemimpinan
I.     Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Sarlito Wirawan S. (2002: 206) dapat didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan, yang dimaksudkan dalam hubungan ini yaitu, pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan berperilaku secera bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan yang penting sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasinya dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, untuk menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi tidaklah mudah, karena menjadi seorang pemimpin harus memiliki kecekatan dan kebijakan dalam mengambil keputusan, beribawa, tidak otoriter, dapat memberikan contoh yang baik terhadap pegawainya, dan yang terpenting adalah mampu memberikan motivasi kepada para pegawainya disaat lemah. Sehingga, apabila menjadi seorang pemimpin tidak dianggap rendah oleh para pegawainya, dan justru dihormati oleh para pegawainya.

II.  Gaya Kepemimpinan              
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengawainya, perbedaan perilaku para pemimpin dalam memimpin suatu organisasi disebut dengan gaya kepemimpinan. Jadi, Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.
 House dan Mitchel (dalam http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/ gaya-kepemimpinan_6811.html) mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan, yaitu faktor pribadi bawahan dan faktor lingkungan kerja, kedua orang tersebut membedakan adanya empat gaya kepemimpinan, yaitu:
a.    Pemimpin Pengarah (Leader Directiveness)
Pemimpin pengarah yaitu, seorang pemimpin yang mampu mengarahkan pegawainya kepada hal-hal yang menjadi tujuan utama dalam suatu organisasi dan mengarahkan pegawainya kepada hal yang benar bila melakukan kesalahan.
b.   Pemimpin Pendukung (Leader Supportiveness)
Pemimpin pendukung yaitu, seorang pemimpin yang tidak berpegang teguh terhadap pendapat diri sendiri, tetapi mengahargai dan mendukung usul serta saran dari pegawainya demi kemajuan organisasinya.
c.    Pemimpin Peranserta (Participative Leadership).
Pemimpin peranserta yaitu, seorang pemimpin yang tidak hanya bicara saja, tetapi seorang pemimpin mau bekerjasama dan saling membantu terhadap pegawainya.
d.   Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement-Oriented Leadership)
Kepemimpinan berorientasi prestasi, maksudnya yaitu seorang pemimpin dalam memimpin organisasi mempunyai tujuan yang jelas dan menjadikan organisasinya nomor satu diantara yang lain.
                                      
B.  Pengaruh Positif Motivasi Kerja terhadap Kinerja karyawan
Motivasi KBBI (2008: 973), merupakan perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan, karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk mempengaruhi orang lain adalah hal yang penting.
Motivasi menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 115-116) dapat timbul melalui dua bagian yaitu, motivasi intrinsik dan  ekstrinsik.
1.    Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Jadi dalam motivasi intrinsik, motivasi yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan bukan sebab lain.
2.    Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik  adalah kebalikan dari motivasi intrisik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena karena adanya perangsang dari luar. Jadi dalam motivasi ekstrinsik motivasi yang timbul karena faktor dari luar diri dan sebab lain.

Dalam proses memberi motivasi seorang pemimpin membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diinginkan bersama. Semua yang dilakukan pemimpin harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada pegawainya untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu.
Akan tetapi penting bagi seorang pemimpin untuk tidak menjabarkan beberapa tindakan yang tidak memotivasi pegawainya. Tindakan yang tidak memotivasi pegawainya menurut John C. Maxwell (2010: 65), seperti meremehkan pegawainya, mengkritik karyawan di depan karyawan lain, memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan karyawan, memerhatikan diri sendiri, menganak emaskan seorang karyawan, tidak mendorong karyawan untuk berkembang, tidak memedulikan hal-hal kecil, merendahkan karyawan yang kurang terampil, ragu-ragu dalam mengambil keputusan, atasan yang ragu-ragu mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi.



Oleh sebab itu, sebagai calon pemimpin yang baik harus dapat menghindari hal-hal yang membuat pegawai atau bawahannya menjadi bosan dalam bekerja. Akan tetapi, memotivasi pegawainya agar tetap semangat dalam bekerja. Untuk memotivasi pegawainya dapat dilakukan dengan melibatkan pegawainya dalam proses pengambilan keputusan. Saran, rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif serta sangat memotivasi organisasi dalam mencapai tujuan.

C.  Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap produktivitas karyawan
Kepemimpinan adalah usaha suatu program pada saat terjadinya interaksi melalui komunikasi dengan gaya tertentu yang memotivasi seseorang atau kelompok dengaan pengaruh yang tidak memaksa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, serta sesuai dengan moral maupun etika. Kepemimpinan itu ditentukan dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri, jika gaya kepemimpinan yang diberikan baik dan dapat memberikan arahan kepada bawahan dengan baik maka kinerja pegawai akan meningkat sesuai dengan gaya kepemimpinan yang diberikan.

D.  Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja karyawan
Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya, untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga dapat meningkatkan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.



E.  Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap produktivitas karyawan  
Gaya kepemimpinan ditentukan oleh pemimpin itu sendiri, sehingga jika gaya kepemimpinan yang diterapkan baik dan dapat memberikan arahan yang baik kepada bawahan, maka akan timbul kepercayaan dan menciptakan motivasi kerja dalam diri pegawai, sehingga semangat kerja pegawai meningkat, karena semangat kerja pegawai meningkat maka akan  mempengaruhi kinerja pegawai kearah yang lebih baik.





Jadi, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dalam organisasi sangat menentukan kemajuan organisasi yang di pimpinnya. Oleh karena itu, jadilah seorang pemimpin yang mampu mengorganisasi pegawainya dan mampu menguatkan pegawainya dengan motivasi ketika pegawai sedang memilik semangat kerja yang rendah, sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi akan tercapai.

2.1.2    Pengertian tentang Produktivitas kerja
Berikut ini beberapa pengertian atau definisi produktifitas kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja, dan juga pengukuran produktifitas kerja.Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu. Sedangkan kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah mata pencahrian (Poerwadarminta, 1984 : 70). Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3).

Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.

  

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,UPAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT KHONG GUAN BISCUIT



BAB 1
PENDAHULUAN
                                                                                      
1.1  Latar Belakang
Pada zaman sekarang organisasi-organisasi semakin bermunculan dan berkembang pesat di Indonesia. Dengan munculnya organisasi-organisasi baru maka banyak organisasi yang mencari tenaga tenaga kerja atau pegawai baru yang berkompeten, karena pegawai yang berkompeten merupakan asset penting yang wajib dimiliki dan dijaga bagi suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan yaitu, meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dengan praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi berprestasi yang tinggi dan terarah.
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengawainya, perbedaan perilaku para pemimpin disebut dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan pegawainya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sangat tergantung kepada kewibawaan pemimpinnya, kemampuan pemimpin dalam menciptakan motivasi terhadap pegawainya, dan menciptakan motivasi terhadap kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.
Kurang adanya peranan pimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis dan memberikan pembinaan terhadap pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai yang rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai untuk masuk kerja dan sikap malas-malasan pegawai dalam bekerja, yang akan menyebabkan kinerja pegawai rendah. Tingkat kinerja yang belum optimal disebabkan karena kurangnya motivasi yang diberikan oleh pemimpin. Motivasi yang jarang diberikan oleh pemimpin menyebabkan semangat pegawai rendah, dan berakibat menurunkan produktivitas kerja karyawan.
Peningkatan produktitas karyawan dari suatu perusahaan merupakan salah satu tujuan utama.Untuk  mencapai keberhasilan dari peningkatan produktivitas karyawan di dalam suatu perusahaan , maka harus mempunyai system kerja yang baik  antara manajer dan karyawan. Untuk dapat mendukung kelancaran di dalam suatu perusahaan diperlukan karyawan yang mempunyai kemampuan yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya. Agar karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, maka kemampuan atau kecakapan yang dimilikinya harus dibisa di apresiasikan.
Mengingat peranan manusia dalam organisasi sangat penting maka perlu adanya kerja sama yang baik dalam melaksanakan suatu tujuan perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan pasti mempunyai strategi terhadap karyawan- karyawannya untuk bekerja sama agar dapat menciptakan suasana yang baik di dalam suatu perusahaan. Jika suasana di dalam perusahaan tersebut baik maka karyawan akan nyaman dalam menjalankan tugasnya. Berapapun baiknya rencana yang dibuat oleh manajer, tanpa didukung oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, maka tujuan yang hendak dicapai tidak akan tercapai. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik mungkin pula tidak.Kalau bawahan telah menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, ini adalah yang kita inginkan.Tetapi kalau tugas yang dibebankan tidak terlaksanakan dengan baik, maka kita perlu mengetahui sebab-sebabnya.

Agar karyawan mau bekerja giat dengan semangat kerja yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan maka diperlukan sesuatu yang dapat memotivasi para karyawannya, yaitu salah satunya dengan  memperhatikan upah atau gaji yang sesuai dengan standar UMR, memberikan tunjangan,asuransi kecelakaan dan intensif bagi karyawannya. Apabila upah atau gaji serta tunjangan dan lain-lainya diabaikan oleh perusahaan, maka akan menimbulkan berbagai masalah bagi perusahaan. Karena factor tersebut akan mengakibatkan karyawan menjadi malas bekerja, melakukan mogok makan, melakukan demo atau keluar dari perusahaan tersebut dan lebih memilih pindah keperusahaan lainnya yang lebih menjamin kesejahteraan para karyawannya. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan mempunyai upah atau gaji serta memperhatikan kesejahteraan karyawannya maka hal itu dapat memotivasik mereka untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

1.2  Perumusan masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan?
2.      Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan?
3.      Apakah terdapat pengaruh gaya kepimpina, upah, dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan..
                                                        
1.3  Batasan masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti hanya membahas tentang pengaruh  gaya kepimpinan, upah dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan  di PT Khong guan biscuit.Karena adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan data primer dan menyebarkan kuisioner kepada para karyawan di PT Khong Guan Biscuit.

1.4  Tujuan penelitian
Dalama penulisan jurnal ini, penulis bertujuan ;
1.      Untuk mengetahui pengaruh adanya gaya kepemimpinan dalam menghadapi sikap karyawan terhadap produktivitas kerja karyawannya agar tercipta kondisi  yang baik antara pimpinan kepada bawahannya.
2.      Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dalam menghadapi sikap karyawan terhadap motivasi kerja karyawannya agar semangat kerja mereka lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membina dan membimbing kepada para karyawannya agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang direncanakan perusahaan.
3.      Untuk mengetahui pengaruh gaya kepimpinan diperusahaan dalam menghadapi sikap karyawan terhadap upah dan motivasi kerja karyawan selalu diperhatikan oleh pimpinan. Sehingga para karyawan merasa bahwa pimpinan peduli terhadap kesejahteraan mereka di perusahaan.


1.5    Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah, agar menambah wawasan atau pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan , upah dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

1.6   Metode penelitian

 Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil informasi yang dibutuhkan   dalam penelitian berdasarkan adanya ketersediaan dari salah satu karwayan untuk memberikan informasinya mengenai kondisi perusahaan terhadap produktivitas kerja.